Rabu, 11 Januari 2017

Sebelum kita mulai untuk mempelajari surat yang ada didalam Al-Qur'an jus 23, Alangkah baiknya kita membaca hadis dibawah ini terlebih dahulu

Image result for gambar baca alquran

Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

القرآن حجة لك أو عليك

“Al-Qur`an itu bisa menjadi hujjah yang membelamu atau sebaliknya menjadi hujjah yang membantahmu.” [HR. Muslim]
Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa tujuan terpenting diturunkannya Al-Qur`an adalah untuk diamalkan. Hal ini diperkuat oleh firman Allah subhanahu wata’ala :

كتاب أنزلناه إليك مبارك ليدبروا آياته وليتذكر أولوا الألباب )

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah, supaya mereka mentadabburi (memperhatikan) ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” [Shad : 29]
“supaya mereka mentadabburi”, yakni agar mereka berupaya memahami makna-maknanya dan beramal dengannya. Tidak mungkin bisa beramal dengannya kecuali setelah tadabbur. Dengan tadabbur akan menghasilkan ilmu, sedangkan amal merupakan buah dari ilmu.
Jadi inilah tujuan diturunkannya Al-Qur`an :
–          untuk dibaca dan ditadabburi maknanya
–          diimani segala beritanya
–          diamalkan segala hukumnya
–          direalisasikan segala perintahnya
–          dijauhi segala larangannya
Tafsir Surat Yasin Ayat 28-30

📖 Ayat Ke-28 Surat Yaasin.
👈 وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى قَوْمِهِ مِنْ بَعْدِهِ مِنْ جُنْدٍ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِينَ
🍃 Arti Kalimat: dan tidaklah Kami turunkan kepada kaumnya setelah (kematian)nya para tentara (Malaikat) dari langit dan tidak (perlu) Kami menurunkan (Malaikat untuk membinasakan mereka).
☝️ Allah Subhaanahu Wa Ta’ala membalas perlakuan kaum itu kepada laki-laki tersebut dengan mengadzab mereka. Namun, adzab kepada kaum itu tidak perlu dengan diturunkan para Malaikat dari langit. Karena kaum itu sangat hina, rendah, dan mudah untuk dibinasakan. Tidak perlu susah payah menurunkan para Malaikat dari langit untuk membinasakannya.
📖 Ayat Ke-29 Surat Yaasin.
👈 إِنْ كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ خَامِدُونَ
🍃 Tidak ada adzab (bagi mereka) kecuali hanyalah satu kali teriakan suara saja, hingga segera setelah itu mereka tidak bergerak (mati).
🔴 Cukup dengan satu teriakan suara menyebabkan mereka tak bergerak. Kata khomiduun salah satu maknanya adalah keadaan diam setelah sebelumnya bergerak. Bagaikan api yang sebelumnya menyala, bergejolak, kemudian padam hingga yang tersisa hanya abu. Cukup satu suara, tidak perlu berulang, merekapun binasa seluruhnya, para penentang Rasul itu.
📛 Hal ini juga ancaman bagi kaum Quraisy yang menentang dakwah Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam karena kisah ini diberikan permisalan untuk mereka jadikan pelajaran. Bahwa Allah Maha Mampu membinasakan mereka sekaligus jika mereka tidak mau beriman.
🔰 Sebagian Ulama Tafsir menjelaskan bahwa teriakan itu adalah teriakan Jibril. Sebagian lagi tidak menetapkan itu adalah teriakan Jibril, hanya disebutkan sebagai sebuah teriakan dari langit. Wallaahu A’lam.
📖 Ayat Ke-30 Surat Yaasin.
👈 يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
🍃 Arti Kalimat: Sungguh penyesalan besar bagi para hamba itu. Tidaklah datang seorang Rasulpun kecuali mereka mengejeknya.

☝️ Di dalam ayat ini terkandung faidah bahwa mengejek Rasul adalah kekufuran, karena konteks kalimat pada ayat ini adalah tentang kaum yang mendustakan/ menentang Rasul dan dibinasakan dengan perbuatan itu. Sebagaimana juga dijelaskan dalam ayat lain bahwa memperolok-olok Allah, KitabNya dan Rasul-Nya adalah kekufuran:

... قُلْ أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ...
🍃…katakan: Apakah terhadap Allah, ayat-ayatNya, dan RasulNya kalian memperolok? Janganlah minta maaf, kalian telah kafir setelah keimanan kalian (Q.S atTaubah ayat 65-66).

🔎 Di dalam ayat ini juga terkandung pelajaran bahwa setiap Rasul pasti pernah mengalami ejekan dan cemoohan. Sebagian yang menjadi sasaran dakwah ada yang beriman dan ada juga yang menentang dan mengejeknya. Namun ada juga Nabi yang tidak ada yang beriman satupun (tidak ada pengikutnya sama sekali), sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Ahmad yang telah disebutkan pada tafsir ayat ke-17 di atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar