Rabu, 11 Januari 2017

Sebelum kita mulai untuk mempelajari surat yang ada didalam Al-Qur'an jus 23, Alangkah baiknya kita membaca hadis dibawah ini terlebih dahulu

Related image

Dari shahabat ‘Umar bin Al-Khaththab radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

(( إنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الكِتَابِ أقْوَاماً وَيَضَعُ بِهِ آخرِينَ )) رواه مسلم .

“Sesungguhnya Allah dengan Al-Qur`an ini mengangkat suatu kaum, dan menghinakan kaum yang lainnya.” [HR. Muslim 269]
 Akibat atau Balasan bagi Orang-orang yang Ingkar (surat yasin Ayat 63 – 68)
 هَذِهِ جَهَنَّمُ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ (٦٣) اصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ (٦٤) الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (٦٥) وَلَوْ نَشَاءُ لَطَمَسْنَا عَلَى أَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَأَنَّى يُبْصِرُونَ (٦٦) وَلَوْ نَشَاءُ لَمَسَخْنَاهُمْ عَلَى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوا مُضِيًّا وَلا يَرْجِعُونَ (٦٧)وَمَنْ نُعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِي الْخَلْقِ أَفَلا يَعْقِلُونَ (٦٨)
Inilah Jahannam yang dahulu kamu diancam (dengannya). Masuklah ke dalamnya pada hari ini disebabkan kamu dahulu mengingkarinya. Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; lalu mereka berlomba-lomba (mencari) jalan, maka betapakah mereka dapat melihat(nya). Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami ubah mereka di tempat mereka berada; Maka mereka tidak sanggup berjalan lagi dan tidak (pula) sanggup kembali. Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?
Tafsir[5]
Dikatakan pula kepada mereka dengan nada celaan dan hinaan, “Inilah neraka yang diancamkan kepada kalian saat di dunia dan telah Aku peringatkan kepada kalian melalui lisan para rasul lalu kalian dustakan. Masuklah dan rasakan panasnya saat ini karena kalian ingkar kepada Allah Ta’ala di dunia dan mendustakan neraka. Ini perintah yang menghinakan. Mereka dihadapkan ke neraka karena dosa-dosa yang mereka perbuat.
Di hari yang mencekam ini, Allah Ta’ala mengunci mulut hingga mereka tidak bisa bicara, tangan dan kaki mereka berbicara sebagai saksi atas dosa-dosa yang dilakukan di dunia. Tangan dan kaki berbicara karena sebagian besar perbuatan dosa dilakukan tangan dan kaki.
Kuasa Allah Ta’ala sangat besar, andai berkehendak niscaya akan melenyapkan pandangan dan membutakan mereka hingga tidak bisa melihat jalan petunjuk, tidak mengetahui jalan keselamatan. Bagaimana bisa melihat sementara penglihatan mereka lenyap? Artinya, andai Rabbmu berkehendak niscaya akan membutakan mata orang-orang kafir hingga tidak bisa menempuh jalan yang jelas dan mereka ketahui. Saat itu bagaimana mereka bisa melihat?
Andai berkehendak niscaya Allah Ta’ala akan merubah wujud mereka menjadi wujud lain yang lebih buruk seperti kera dan babi, mereka mendekam di tempat-tempat tindakan buruk sehingga tidak mampu maju ataupun mundur. Kondisi mereka tidak berubah, tidak maju dan tidak mundur.
Manusia yang panjang umurnya akan rnengalami perubahan kondisi berdasarkan kuasa Allah Ta’ala. Hanya Allah Ta’ala yang melakukan hal itu. Allah mengembaiikan pada kondisi lemah setelah sebelumnya kuat, lunglai setelah sebelumnya aktif, dungu setelah sebelumnya pintar dan semacamnya. Apa mereka tidak memahami dan memikirkan setiap kali usia kalian bertambah, lemah untuk bekerja. Seandainya Allah Ta’ala memberi mereka kesempatan lain untuk beramal, usia yang panjang tidak akan membawa guna bagi mereka sama sekali. Ini memutuskan alasan bahwa mereka tidak memiliki kesempatan yang cukup untuk meneliti, merenung, dan beramal.
Pelajaran dari ayat 63 – 68
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin[6] dalam tafsirnya menjelaskan pelajaran dari ayat-ayat ini:
  1. Penetapan tentang neraka Jahannam, dan sesungguhnya dia dapat dilihat dengan nyata pada hari Kiamat. Allah berfirman, “Inilah” merupakan isyarat berlaku untuk sesuatu yang bisa ditunjuk dan terlihat.
  2. Penjelasan tentang sifat neraka, sesungguhnya dia “wal ‘iyaadzu billah”, itu semuanya gelap dan hitam. Jahannam berasal dari kata “al-Jahmah” yang bermakna gelap dan hitam.
  3. Kebenaran janji Allah, dimana Dia menepati apa yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang mendustakan-Nya hingga mereka benar-benar melihat apa yang dijanjikan secara nyata.
  4. Penjelasan bahwa orang-orang yang mendustakan Allah diperintahkan dengan perintah penghinaan dan kerendahan untuk memasuki neraka. Allah berfirman, “Masuklah kedalamnya pada hari ini.”
  5. Sesungguhnya Allah Ta’ala membungkam mulut orang-orang yang mendustakan-Nya pada hari Kiamat sehingga mereka tidak dapat berbicara.
  6. Penjelasan tentang kekuasaan Allah Ta’ala. Firman-Nya, “dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka.” Karena sesungguhnya mustahil tangan dan kaki berbicara. Namun, Allah Ta’ala Maha Kuasa atas segala sesuatu.
  7. Penetapan sifat “masyi’ah” (kehendak) Allah. Firman-Nya, “Dan jika Kami menghendaki.” Segala sesuatu yang berkaitan dengan kehendak Allah maka sesungguhnya dia diiringi dengan hikmah, karena Allah Ta’ala tidak menghendakimasyi’ah saja melainkan kehendak-Nya mengiringi hikmah-Nya. Dalil hal tersebut adalah firman-Nya,
Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Insaan: 30)
  1. Penjelasan tentang keadaan manusia, dan sesungguhnya dia berpindah dari satu fase ke fase berikutnya. Hal itu sebagaimana firman-Nya,
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Ar-Ruum: 54).
  1. Seyogyanya bagi seseorang hendaklah memanfaatkan kesempatan umur, kekuatan dan masa mudanya sebelum dia dikembalikan ke awal penciptaannya.
  2. Anjuran untuk berpikir, merenung, dan berperilaku yang baik agar seseorang menjadi golongan orang-orang yang berakal. Sesungguhnya akal (pikiran) berbeda dengan kecerdasan, karena terkadang seseorang itu cerdas akan tetapi dia tidak berakal (tidak mau berpikir). Allah berfirma, “Maka apakah mereka tidak memikirkan?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar