Muhammad saw. Bukan Seorang Penyair
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ إِنْ هُوَ إِلا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ , لِيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكَافِرِينَ
Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al-Quran itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan, supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir.(Yaasin: 69-70)
Wahbah az-Zuhaili[1] dalam tafsirnya menjelaskan tentang ayat-ayat ini:
- Melalui ayat ini Allah memberitahukan tentang kondisi Nabi-Nya. Ia adalah seorang utusan Allah, bukan penyair, dan Al-Quran bukan syair. Syair adalah rangkaian kalimat yang disusun dengan pola tertentu. Allah tidak mengajari Nabi-Nya syair, Nabi saw. juga tidak memerlukan syair, tidak pernah mengucakan syair, meriwayatkan ataupun menggubah syair, ia biasanya justru keliru saat mengucapkan syair dan hanya menyampaikan intinya saja. Al-Quran bukan syair tetapi peringatan dan nasihat, kitab Ilahi yang jelas bagi yang merenungkan dan dijadikan penuntun kehidupan dengan peraturan-peraturannya.
- Allah mencegah Nabi saw. bersyair untuk menghindarkannya dari ilusi dan penghiasan kata-kata yang terdapat dalam syair. Sementara Al-Quran menyebutkan hakikat dan bukti-bukti nyata, bukan perkataan penyair, dukun ataupun penyihir.
- Karakteristik tugas Rasulullah saw. adalah mengingatkan setiap orang yang hati dan pandangannya berfungsi dan tidak mati karena kekafiran, menegaskan dan memberitahukan kebenaran, memastikan siksa bagi orang-orang kafir dan mewajibkan mereka kekal abadi di neraka bila mereka berpaling dari peringatan dan tidak tunduk pada kebenaran.
Pelajaran dari ayat 69 – 70
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin[2] dalam tafsirnya menjelaskan pelajaran dari ayat-ayat ini:
- Sesungguhnya tidak pantas dan tidak layak bagi Rasulullah saw. untuk menjadi penyair, karena kedudukan kenabian lebih tinggi dan lebih luhur daripada seseorang turun ke tingkatan para penyair.
- Sesungguhnya setiap kali kaum Muslimin berpegang teguh dengan Al-Quran, maka sesungguhnya mereka akan bertambah kuat dan mulia; karena sesuatu bergantung dengan suatu sifat, dia akan kuat dengan kekuatan sifat tersebut dan akan lemah dengan kelemahan sifat tersebut.
- Sesungguhnya Al-Quran adalah pemberi penjelasan bagi setiap sesuatu. Jadi, setiap seseuatu yang dibutuhkan oleh manusia, maka dia telah dijelaskan. Allah berfirman, “Dan kitab yang memberi penjelasan.”
- Sesungguhnya Al-Quran tidak akan bermanfaat dan tidak akan dijadikan sebagai peringatan kecuali oleh orang-orang yang benar-benar hidup, yakni hidup hatinya. Orang yang mati hatinya tidak akan dapat mengambil manfaat dari Al-Quran.
- Sesungguhnya orang kafir tidak dapat mengambil manfaat dari Al-Quran, dan dia hanya akan menjadi penghujat atas dirinya. Demikian juga setiap orang yang padanya terdapat salah satu perilaku dari perilaku kekufuran, maka dia sulit untuk mendapatkan manfaat dari Al-Quran dan untuk menjadikannya sebagai peringatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar