Rabu, 11 Januari 2017

Sebelum kita mulai untuk mempelajari surat yang ada didalam Al-Qur'an jus 23, Alangkah baiknya kita membaca hadis dibawah ini terlebih dahulu

Related image

  Dari shahabat Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

(( مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ مَثَلُ الأُتْرُجَّةِ : رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ ، وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ : لاَ رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ ، وَمَثلُ المُنَافِقِ الَّذِي يقرأ القرآنَ كَمَثلِ الرَّيحانَةِ : ريحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ ، وَمَثَلُ المُنَافِقِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثلِ الحَنْظَلَةِ : لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ )) متفقٌ عَلَيْهِ .

“Perumpaan seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Al-Atrujah : aromanya wangi dan rasanya enak. Perumpamaan seorang mu`min yang tidak membaca Al-Qur`an adalah seperti buah tamr (kurma) : tidak ada aromanya namun rasanya manis.
Perumpamaan seorang munafiq namun ia rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Raihanah : aromanya wangi namun rasanya pahit. Sedangkan perumpaan seorang munafiq yang tidak rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Hanzhalah : tidak memiliki aroma dan rasanya pun pahit.” [Al-Bukhari 5427, Muslim797]
Seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Al-Atrujah, yaitu buah yang aromanya wangi dan rasanya enak. Karena seorang mu`min itu jiwanya bagus, qalbunya juga baik, dan ia bisa memberikan kebaikan kepada orang lain. Duduk bersamanya terdapat kebaikan. Maka seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah baik seluruhnya, baik pada dzatnya dan baik untuk orang lain. Dia seperti buah Al-Atrujah, aromanya wangi dan harum, rasanya pun enak dan lezat.
Adapun seorang mu’min yang tidak membaca Al-Qur`an adalah seperti buah kurma. Rasanya enak namun tidak memiliki aroma yang wangi dan harum. Jadi seorang mu’min yang rajin membaca Al-Qur`an jauh lebih utama dibanding yang tidak membaca Al-Qur`an. Tidak membaca Al-Qur`an artinya tidak mengerti bagaimana membaca Al-Qur`an, dan tidak pula berupaya untuk mempelajarinya.
Pemisahan Orang-orang Mukmin dari Orang-orang Kafir (Jahat) di Hari Kiamat (Ayat 59 – 62)
 وَامْتَازُوا الْيَوْمَ أَيُّهَا الْمُجْرِمُونَ (٥٩) أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَنْ لا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (٦٠) وَأَنِ اعْبُدُونِي هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ (٦١) وَلَقَدْ أَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلا كَثِيرًا أَفَلَمْ تَكُونُوا تَعْقِلُونَ
Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir): “Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat. Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu,” dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar diantaramu, maka Apakah kamu tidak memikirkan?
Tafsir[3]
Sementara itu orang-orang yang berbuat keburukan, mereka adalah orang-orang celaka penghuni neraka. Dikatakan kepada mereka, “Tetaplah berada di tempat kalian dan berpisahlah dari orang-orang mukmin, wahai para pelaku dosa.” Ini berbanding terbalik dengan firman Allah Ta’ala untuk penghuni surga: “Salam.” Ucapan itu sebagai celaan bagi mereka atas perintah yang mereka tantang. Sebagai akibatnya, mereka dibedakan seperti yang dituturkan Al-Qur’an, bukankah Kami telah memerintah kalian melalui para rasul wahai manusia, jangan turuti bisikan syaitan untuk melakukan kemaksiatan dan pembangkangan, sebab syaitan adalah musuh nyata bagi kalian sejak masa ayah kalian, Adam a.s.
Aku perintahkan kalian untuk menyembah dan taat pada-Ku semata dalam perintah dan larangan. Inilah jalan yang lurus, agama Islam. Syaitan menyesatkan banyak sekali manusia, memperindah perbuatan-perbuatan buruk mereka, menghadang mereka untuk taat dan mengesakan Allah Ta’ala. Apa kalian tidak tahu syaitan memusuhi kalian?

Pelajaran dari ayat 59 – 62
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin[4] dalam tafsirnya menjelaskan pelajaran dari ayat-ayat ini:
  1. Sesungguhnya orang-orang yang jahat akan dihinakan pada hari kiamat, mereka akan dipisahkan dari kalangan-kalangan orang mukmin dengan lafaz pengusiran, “Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini,” yakni menyendirilah dan menjauhlah kalian.
  2. Sesungguhnya Allah Ta’ala akan memisahkan antara orang-orang yang jahat dengan orang-orang yang baik pada hari Kiamat, sebagaimana Allah memisahkan di antara mereka ketika di dunia.
  3. Sesungguhnya mentaati syaitan untuk bermaksiat kepada Allah dan mentaati syaitan hanya terjadi pada kemaksiatan terhadap Allah adalah salah satu bentuk penyembahan. Karena ketaatan mengandung bentuk ketundukan, dan penyembahan adalah ketundukan. Maka, barangsiapa yang mentaati syaitan dalam kemaksiatan terhadap Allah, maka dia telah menyembahnya.
  4. Sesungguhnya jalan yang lurus itu adalah tauhid. Jalan itu terkadang lurus dan terkadang bengkok, seperti yang Allah firmankan, “Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya.” (QS. Al-An’aam: 153). Jadi, masing-masing orang memiliki jalannya sendiri-sendiri. Jika ia berada di atas syariat Allah, maka dia lurus. Namun jika dia berada di atas yang lain, maka dia menyimpang.
  5. Berita tentang permusuhan syaitan kepada anak Adam, dimana dia telah menyesatkan banyak orang dari mereka. Dan, ancaman terhadap syaitan dan kesesatannya, karena dia tidak mungkin berusaha untuk memberi petunjuk kepada anak Adam melainkan dia berusaha untuk menyesatkan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar